Thursday, June 12, 2014

HOW TO WRITE A FEATURE

Workshop "English For Future"
Saturday, 17 May 2014 at FIB UB
pembicara: Zulham Mubarak (mantan jurnalis Jawa Pos)

Feature defined as an original ideas of a human-interest article that focus on particular people, place, and events.
For a newspaper, feature is about 500-2500 words, for magazine 500-5000 words, and for web 250-2500 words.
  • Type of features:
1. Human interest
2. How-to
3. Historical features
4. Seasonal theme
5. Behind the scene

In a straight news or hardnews, we found a model mapping about how to make a news, how the structure and the position of those important parts. Meanwhile, for features, actually there is no standard mapping, but this kind of model, like what you see in the picture, is the ideal structure to make a feature.


PUBLIC SPEAKING


Workshop "English For Future"
Saturday, 17 May 2014 at FIB UB
Pembicara : Dr. Achmad Habib, MA.

Public speaking is actually speaking to a group of people in a structured, deliberate manner to inform, influence or entertain the listener. Self confidence, of course,  is the first thing that we need to have before doing such a public speaking.

Fotografi Makro

Tanggal 7 Juni 2014 kemarin, Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Brawijaya mengadakan seminar tentang fotografi makro bersama Monika Anantyowati. Ini beberapa foto hasil jepretan aku, waktu praktik fotografi makro.  



"Forbidden Love"




"Lemon Soda"




"Gotcha"




"Alone"

Kata Mbak Monika, belajar fotografi itu yang penting harus banyak praktik. Tapi yang jelas, kenali dulu kamera kamu. Foto bagus tidak selalu didapatkan dari kamera mahal. Foto bagus adalah hasil dari kreativitas fotografer. Kamera semahal apapun nggak akan menghasilkan gambar yang sempurna kalau kita tidak tahu tekniknya dan sisi estetikanya :)

HUJAN PUN TURUN SATU-SATU

Tepi atas. Belum tampak
Pun langit masih cerah
Turun barang satu dua
Lantas awan beriring
Lagi turun. Fokus tengah
Mulai mendung
Cepat terjun. Bawah ujung
Hujan pun turun satu-satu

Malang, 10 Mei 2011

KINCIR YANG BERPUTAR

Karya: Zakiya

Pada biru yang berputar
Tapak kakimu menjejak
Menuju euforia singkatku

Pada hijau yang berputar
Tajam matamu menyelidik
Memaksaku bertumpu pada satu titik itu

Pada kuning yang berputar
Lantang tawamu berderai
Lantas menular padaku

Pada merah yang berputar
Aku tersentak
Separuh riaku tertinggal di sana

Pada kincir yang berputar
Barulah aku sadar
Aku tak menggapai apapun
Jarak membentang rentang
Bagai Tiga dan Sembilan

Malang, 13 Juli 2011

AYAH

Teruntuk Ayah, 
puisi ini kubuat sebagai hadiah ulangtahun ke-52 mu.
Semoga kau selalu dalam lindungan Tuhan.

Bongkahan aral menerjang. Terjal
Menutup jalan menuju
Damai kehidupan
Namun kau berdiri tegak. Tetap
Memecah lintang aral
Yang diam menghadang
Demi insan terkasihmu
Kau tangguhkan hidupmu

Malang, 1 Februari 2011

BUIH HATI

Karya: Zakiya

Beribu kata tertahan di benak
Membusuk di dasar palung
Mengerak di dinding hati
Mengertikah kau
Aku ingin meluapkan semuanya
Aku ingin seperti buih dalam panci
Meletup-letup
Memecah gelembung diam
Walau akhirnya teredam
Aku masih bertahan. Di sini
Menyuarakan benak dalam puisi ini

Malang, 19 April 2011

MIMPI

Karya: Zakiya

Di antara sekumpulan orang itu
Aku bergumul sendiri
Dengan pikiran-pikiranku
Menghidupkan mereka dalam kepala
Membuat cerita
Cerita tentangku yang menapaki langit
Ya, langit itu
Langit impianku itu
Tapak demi tapak langkah yang kutiti
Pasti akan membawaku ke sana
Keyakinan itu hidup dalam nyataku
Membuatku semakin ingin
Merealisasikan mimpi itu
Aku percaya aku bisa
Karena aku bukan sebutir debu
Yang selalu ikut bermain dengan angin
Bukan pula butiran pasir
Yang selalu ikut kemanapun air pergi

Malang, 10 November 2012

HITAM

Karya: Zakiya

Hitam itu
Mendekatiku
Megisi kosong dalam hampa

Hitam ini
Memelukku
Dalam hendak fikirku

Hitam di sana
Mencuri terang
Dalam titikku

Hitam di sini
Menertawaiku
Lantang membahana

Aku hilang
Dalam hitam tak berpangkal
Hitam tanpa ujung

Malang, 30 januari 2011

UJIAN

Karya : Zakiya

Siasat perang menggurui batin
Sempurna sepintas
Cacat sepintas
Bergolak dalam kepala. Berontak
Perang tetaplah perang
Silat lidah penolakan hanya lalu
Merajuk merayu layu
Kini lawan tegak menantang. Mengancam
Berdiri angkuh menapak padang
Sumpah serapah mencerca hampa
Sorot tajam menikam
Menatap diri, menumbangkan pertahanan
Siasat jitu berarti sangat kala ini
Siasat sempurna tinggalkan cacat
Acung senjata tusuk ke ulu hati
Lemah terkoyak. Mati
Membekas hitam di padang perang
Biar. Biarlah. Biar membekas
Biar laut tetap biru
Tak rusak oleh darah setitik
Biar tak jadi merekah merah

AKU MATI

Karya : Zakiya

Gugur benih bersimbah darah
Mengalir perlahan namun pasti
Pedih amat terasa
Menahan nyeri seluruh raga
Aku mencoba bertahan
Menopang tambatan nyawa di badan
Namun ku goyah. Roboh
Ambruk
Bak istana pasir yang luntur oleh air
Tak bisa berlari
Tak bisa bersembunyi
Pasrah dijilat ombak biadab
Aku tak kuat Tuhan
Bukakan untukku pintu pulang
Agar bisa kurebahkan
Letih yang tertahan

Malang, 26 Januari 2011

Monday, June 9, 2014

Gerimis Kala Malam

Karya: Zakiya

Yang tak mau tergantikan rinanya
Yang tak rela surya meninggalkannya
Samarkan pedih
Pada topeng kelabu
Mega menangis
Dalam seribu bahasa diam
Sedang tirta merayap perlahan
Pelan
Jatuh satu-satu
Ditelan tanah lebar menganga
Menelusuri kerongkongannya
Lagi mega menangis
Jemu oleh kelam malam, tak berpendar pun
Bulan berlalu
Bintang tak sudi
Gulita gegap gempita
Mega menangis dalam sepi





Sunday, June 8, 2014

Faktabahasa Malang

Halo bloggers! Kali ini saya mau ngepos soal komunitas baru di Malang nih. Namanya Faktabahasa Malang, komunitas ini adalah komunitas para pecinta bahasa, baik bahasa dalam negeri maupun luar negeri. Tanggal 23 Maret 2014, bertempat di Aula Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya, ada first gathering kita lhooo.. Acaranya yaitu internalisasi, semacam perkenalan antar anggota sama pengurus, penyampaian visi-misi komunitas, sama agenda kegiatan komunitas Faba. Faktabahasa Malang ini beranggotakan lebih dari 100 orang,

Mengkritisi Empat Pilar Kebangsaan


Hasil seminar bertema ”Mengkritisi Empat Pilar Kebangsaan”.
Maret, 2014. Gedung Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito lt. 7


Pilar secara harfiah dapat diartikan sebagai tiang yang menyangga bangunan. Negara kita Indonesia, adalah sebuah bangunan yang memiliki empat pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Sebenarnya kata “pilar” tidaklah tepat digunakan untuk menggambarkan konsensus dasar negara kita, sebab pilar itu sendiri dapat goyah, retak, bahkan tumbang apabila kita sebagai pemilik bangunan tidak membuat fondasi yang kuat untuk membangunnya. Begitulah proyek empat pilar ini banyak disalahpahami oleh hampir seluruh warga negara Indonesia.